Cara Membaca Dua Sukun Yang Bertemu (Iltiqaus Sakinain)

Bertemunya dua aksara sukun | Cara baca dua sukun
Huruf sukun yakni aksara yang tidak berharakat dan biasanya ditandai dengan tanda bulatan atau bulan sabit di atas huruf. Begitu juga aksara yang bertasydid termasuk aksara yang disukunkan sebab intinya tasydid itu yakni dua aksara yang sama dan yang pertama sukun.
Dua Sukun
كَلْلَا = كَلَّا
إِنَّ = إِنْنَ
Termasuk aksara sukun juga saat ada tanwin. Karena intinya tanwin yakni nun sukun yang terdapat pada selesai isim. Maka sanggup disimpulkan cara baca tanwin ibarat berikut:
نُوْحٌ = نُوْحُنْ
مَثَلًا = مَثَلَنْ
يَوْمَئِذٍ = يَوْمَئِذِنْ
بَعْضٍ = بَعْضِنْ
لَهْوًا = لَهْوَنْ
عُزَيْرٌ = عُزَيْرُنْ
Ketika ada dua aksara sukun bertemu, maka ada yang dibuang dan ada yang diharakati. Berikut uraiannya:
• Dibuang
Maksud dibuang disini bukan berarti dihilangkan tulisannya. Tulisanya tetap ada tapi dalam bacaannya tidak ada. Kalau ada dua sukun bertemu dan aksara sukun pertama yakni aksara mad, maka madnya gugur. Contoh:
وَفِيْ + الرِّقَابِ = وَفِي الرِّقَابِ
فِيْ + الْفُلْكِ = فِي الْفُلْكِ
مَا + الْحَيَاةُ = مَا الْحَيَاةُ
وَإِذَا + السَّمَاءُ = وَإِذَا السَّمَاءُ
وَعَمِلُوْا + الصَّالِحَاتِ = وَعَمِلُوْا الصَّالِحَاتِ
Pada contoh-contoh di atas, mad yang dibaca washal kepada aksara sukun maka madnya menjadi hilang. Namun, apabila dibaca waqaf pada kata yang pertama, madnya berlaku lagi.
Apabila tanwin bertemu sukun maka tanwinnya menjadi harakat tunggal dan ditambah nun berharakat kasrah. Nun disini hanya dalam pelafalannya. Contoh:
نُوْحٌ ابْنَهُ = نُوْحُنِ ابْنَهُ
مَثَلًا الْقَوْمُ = مَثَلَنِ الْقَوْمُ
يَوْمَئِذٍ الْمَسَاقُ = يَوْمَئِذِنِ الْمَسَاقُ
بَعْضٍ الْقَوْلَ = بَعْضِنِ الْقَوْلَ
لَهْوًا انْفَضُّوْا = لَهْوَنِ انْفَضُّوْا
عُزَيْرٌ ابْنُ = عُزَيْرُنِ ابْنُ
• Berharakat
Jika aksara sukun yang pertama yakni selain mad atau aksara shahih, maka cara bacanya yakni dikasrahkan. Contoh:
قَامَتْ + الصَّلَاةُ = قَامَتِ الصَّلَاةُ
أَنْ + اقْتُلُوْا = أَنِ اقْتُلُوْا
أَوْ + ادْعُوْا = أَوِ ادْعُوْا
عَنْ + الْيَمِيْنِ = عَنِ الْيَمِيْنِ
إِنْ + اسْتَطَاعُوْا = إِنِ اسْتَطَاعُوْا
مَنْ + الَّذِيْ = مَنِ الَّذِيْ
قُلْ + اللَّهُمَّ =  قُلِ اللَّهُمَّ
Pada dasarnya kalau ada dua sukun bertemu, maka sukun yang pertama menjadi kasrah, dikecualikan pada ketentuan berikut:
• pada min (مِنْ), sukunnya menjadi fathah. Contoh:
مِنْ + الْمَسْجِدِ = مِنَ الْمَسْجِدِ
مِنْ + اللهِ = مِنَ اللهِ
• mim pada dhamir atau wau layyinah, sukunnya menjadi dhammah.
Yang dimaksud mim disini yakni mim yang mengatakan makna jamak yang terdapat pada dhamir, yakni pada:
هُمْ – كُمْ – ...ـتُمْ
Adapun yang dimaksud wau’ layyinah yakni wau sukun yang aksara sebelumnya berharakat fathah.
Contoh sukun yang menjadi dhammah:
هُمْ + الْمُفْلِحُوْنَ = هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
عَلَيْكُمْ + السَّلَامُ = عَلَيْكُمُ السَّلَامُ
أَتَوْا + الزَّكَوةَ = أَتَوُا الزَّكَوةَ
فَتَمَنَّوْا + الْمَوْتَ = فَتَمَنَّوُا الْمَوْتَ
Tambahan!
Apabila kita waqaf pada kata pertama, maka cara bacanya disukunkan kembali. Adapun apabila mewaqafkan tanwin, maka tanwinnya menjadi hilang. Sedangkan kalau kita ingin ibtida’ dari kata yang kedua yang diawali dengan hamzah washal, cara membaca hamzah washalnya ibarat berikut:
1. Dhammah
Yaitu pada hamzah washal yang terdapat pada fi’il dan aksara ketiga dari fi’il tersebut berharakat dhammah. Contoh:
اُدْخُلُوْا – اُخْرُخْ - اُنْصُرْ
2. Fathah
Yaitu pada hamzah washal pada isim yang diawali alif lam ta’rif. Contoh:
اَلْبَقَرَةُ – اَلنَّاسُ - اَلْعِلْمُ
3. Kasrah
• Hamzah washal yang terdapat pada fi’il dan aksara ketiga dari fi’il tersebut berharakat fathah atau kasrah. Contoh:
اِضْرِبْ – اِفْتَحْ - اِجْتَمَعَ
• Hamzah washal yang terdapat pada isim-isim musytaq. Contoh:
اِسْتِغْفَارٌ – اِجْتِمَاعٌ - اِسْتِخْرَاجٌ
• Hamzah washal yang terdapat pada isim-isim jamid. Contoh:
ابْنٌ - ابْنَةٌ  - اثْـــنَانِ - اثْـــنَـــتَانِ - امْـرَأةٌ - امْـرِئٌ - اسْــمٌ
Itulah sekilas aturan bertemunya dua aksara mati. Semoga bermanfaat!

Comments

Popular posts from this blog

Nun Kecil Di Al-Qur'an: Pengertian Dan Cara Membacanya

Khabar Inna (إِنَّ) Dan Saudaranya: Pengertian Dan Contohnya

Pengertian Dan Tumpuan Idgham Mutajanisain